Humanisme menegaskan adanya
keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization).
Humanisme yakin bahwa manusia memiliki di dalam dirinya potensi untuk
berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggungjawab untuk
hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari
pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan social lainnya. Pandangan humanisme
dalam kepribadian menekankan hal-hal berikut:
1. Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku
sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/komponen yang
berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu
kesatuan, dan apa yang terjadi di bagian satu akan mempengaruhi bagian lain.
Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah:
a.
Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity,
integration, consistency, dan coherence)
b.
Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhannya berfungsi menurut
hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
c.
Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self
actualization). Orang yang berjuang tanpa henti (continuous) untuk
merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah manapun yang terbuka
baginya.
d.
Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
Potensi organism, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
e.
Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada
penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang
diisolir.
2. Menolak Riset Bintang
Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkahlaku
manusia dengan tingkahlaku binatang. Riset bintang memandang manusia sebagai
mesin dan mata rantai refleks-kondisioning, mengabaikan karakterisktik manusia
yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu, dosa,
serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja lainnya. Menurut Maslow, behaviorisme
secara filosofis berpandangan dehumanisasi.
3. Manusia Pada Dasarnya
Baik, Bukan Setan
Beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat
lainnya menjadi ciri unik individual. Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan
itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak sesuatu yang netral,
itu bukan setan. Pendangan Maslow menjadi pembaruan terhadap pakar yang
menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu buruk atau antisosial (misalnya,
apa yang disebut dosa warisan oleh ahli agama dan konsep id dari Freud).
Sifatnya setan yang jahat, destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustasi
atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar, dan bukan bagian dari hereditas.
Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang positif.
4. Potensi Kreatif
Kreativitas merupakan ciri universal manusia, sejak
dilahirkan. Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat
dan kemampuan yang khusus. Umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini
karena proses pembudayaan (encultured). Termasuk di dalamnya pendidikan formal,
yang memasung kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua
siswanya.
5. Menekankan Kesehatan
Psikologik
Maslow berpendapat psikopatologi umumnya hasil dari
penolakan, frustasi, atau penyimpangan dari hakekat alami seseorang. Dalam
pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan
yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat
atau menolak kemanusian sebagai hakekat alami. Karena itu psikoterapi adalah
usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang sepanjang
lintasan yang diatur oleh alam di dalam dirinya. Teori psikoanalisis tidak
komprehensif karena didasarkan pada tingkahlaku abnormal atau tingkahlaku
sakit. Maslow berpendapat bahwa penelitian terhadap orang lumpuh dan neurotik
hanya akan menghasilkan psikologi “lumpuh”. Keran itu dia justru meneliti orang
yang berhasil merealisasikan potensinya secara utuh, memiliki aktualisasi diri,
memakai dan mengeksploitasi sepenuhnya bakat, kapasitas dan potensinya.
0 komentar:
Posting Komentar